My Rainbow Dreams

Just Blogger Templates
WELCOME

Rabu, 19 September 2012

Kebodohanku



semua berawal dari kebodohanku yang merasa mampu padahal tak mampu dan menanggung resiko untuk berani membuka hati pada seseorang. Kebodohanku ialah mudah terbawa perasaan dan emosi jadi sulit untuk membedakan mana yang cinta dan mana yang emosi. Kisah yang telah dirajut selalu berakhir dengan kekecewaan, gag hanya sekali tapi berulang kali. Hal ini yang membuat merasa takut untuk memulai sesuatu yang tidak pasti. Sampai akhirnya dia datang dan memasuki kehidupanku. Aku tak tahu mengapa dirinya yang datang saat aku meresah dan tak tau arah. Berharap tidak terjadi hal-hal yang sebelumnya, dan ketika hati sudah terbuka tiba-tiba harapan sirna. Entah mengapa dia pergi dan mencoba berlalu melupakan segalanya. Membuat hati yang terluka terbuka lagi menjadi lebih parah. Ketidakpastian yang lama, hingga suatu saat dia kembali saat hati ini sudah benar-benar tertutup. Mencoba membuka sedikit demi sedikit, membiarkan waktu menjalani semua tanpa kepastian. Namun hati ini gag bisa dibuka, semakin dibuka semakin lebar luka lama yang menghantui. Saat mulai ada keyakinan darinya muncul keraguan dari hati ini. Takut semua yang lalu terjadi lagi dan menyebabkan luka yang lebih lebar lagi. Hati ini serasa sudah jenuh dan capek sehingga tidak percaya cinta lagi. Saat keraguan muncul ada suara yang berlawanan. Namun diri ini mencoba mengingkari dan akhirnya memutuskan untuk menjauh dan menenangkan hati. Saat itu terjadi banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk memutus akar cinta yang telah tumbuh. Mungkin ini tak adil baginya yang hanya mementingkan ego sendiri semata. Mengingkari perasaan itulah yang membuat sakit. Saat hati dan emosi berlawanan dan saat pilihan harus ditentukan, mengapa mengingkarinya yang menjadi pilihanku.
Resikonya terlalu besar, menanggung semua ini sendiri, rasa sakit ini dan mencoba mengabaikannya dan menganggap sesuatu tidak pernah terjadi. Membuatnya merasakan sakit yang sama dan membenci. Satu lagi kebodohan saat melepaskannya dan berharap dia menemukan sosok yang tepat. Meski gag rela, tapi itu harus dilakukan, entah benar atau salah. Mengingkari perasaan membuat semuanya gag lebih baik. Saat tersadar bahwa perasaan ini memang harus diperjuangkan waktu berkata lain, terlambat semua sudah terlambat. Terlalu lama membiarkannya merasa sakit entah bisa membuatnya menerimaku kembali atau nggak. Hingga hati ini mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan semua, namun tak kutemukan dirinya. Hingga hati ini menjadi ciut dan menganggap semuanya baik saja tanpa ada apa-apa. Sakit itu masih terjadi sampai sekarang, bukan ku tak berani untuk menatap wajahnya, namun saat melihatnya dan segala yang ada pada dirinya membuatku teringat akan semua kenangan indah bersama, yang terlalu indah untuk bisa dilupakan. Karena saat itu terjadi itu membuatku menyadari kebodohan yang telah aku lakukan. What i've done? betapa bodohnya aku melakukan itu semua. Namun semua telah terjadi dan entah sampai kapan... Saat menyadari bahwa gag ada yang bisa seperti dirinya bahkan menggantikannya itu terasa sulit untuk dijalani dan membuatku tampak bodoh. Dan percayalah rasa sakit itu ga akan ada habisnya. Sakiit, saat menyadari bahwa dia tidak lagi berada di sisiku karena smua tindakan bodoh itu... entah apa yang harus dilakukan sekarang, memang semuanya ga akan kembali seperti dulu lagi, namun masih ada harapan di balik kegelapan untuk memperbaiki semua kesalahan karena kebodohan itu.. dan semoga saja berakhir dengan baik dan memulai sesuatu awal yang baru... jika yang terjadi sebaliknya, hati ini harus siap menanggung semua kesalahan ini dan percayalah ga akan ada yang seperti dirinya, dan semua ga akan sama lagi....

0 komentar:

Posting Komentar